Kamis, 21 Maret 2013

Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas


Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acap kali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandai  yang tak berakal. Maka, apalagi saya, Anda dan kita sebagai manusia yang selalu terpeleset dan salah. Dalam hidup ini, terutama jika Anda seseorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun,  maka Anda akan selalu menjumpai kritikan-kritikan yang pedas dan pahit. Mungkin pula, sesekali Anda akan mendapat cemohan dan hinaan dari orang lain.
Mereka,  tidak akan pernah dia mengkritik Anda sebelum Anda masuk kedalam liang bumi, menaiki tangga ke langit, dan berpisah dengan mereka. Adapun bila Anda masih berada di tengah-tengah mereka, maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat Anda bersedih dan meneteskan air mata,  atau membuat tempat tidur Anda selalu terasa gerah.
Perlu diingat, orang yang duduk di atas tanah takakan pernah jatuh, dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati.  Adapun mereka, marah dan kesal kepada Anda adalah karena mungkin Anda mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, tindak tanduk, atau harta. Jelasnya,  Anda di mata mereka adalah orang berdosa yang tak terampuni sampai Anda melepaskan semua karunia dan nikmat Allah yang pada diri Anda, atau sampai Anda meninggalkan semua sifat terpuji dan nilai-nilai luhur yang selama ini Anda pegang teguh. Dan menjadi orang yang bodoh, pandai dan tolol adalah yang mereka inginkan dari diri Anda.
Oleh sebab itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan. Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan dan hinaan mereka. Bersikaplah laksana batu cadas; tetap kokoh berdiri meski diterpa butiran- butiran salju yang menderanya setiap saat, justru semakin kokoh karenanya.  Artinya, jika Anda merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan atau cemoohan mereka, berart Anda telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan Anda. Padahal, yang terbaik adalah menjawab atau merespon kritikan mereka dengan menunjukkan akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upaya mereka untuk menjatuh kanAnda.Sebab, kritikan mereka yang menyakitkan itu pada hakekatnya merupakan ungkapan penghormatan untuk Anda.Yakni, semakin tinggi derajat dan posisi yang Anda duduki, maka akan   semakin pedas pula kritikan itu.
Betapapun, Anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah mereka. Yang Anda mampu adalah hanya mengubur dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan persoalan  mereka pada Anda, dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang diperintahkan Allah, {Katakanlah (kepadamereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu."} (QS. Ali 'Imran: 119) Bahkan, Anda juga dapat 'menyumpal' mulut mereka dengan 'potongan-potongan daging' agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap kesalahan Anda. Dan bila Anda ingin diterima oleh semua pihak, dicintai semua orang, dan terhindar dari cela, berarti Anda telah menginginkan sesuatu yang mustahil terjadi dan mengangankan sesuatu  yang terlalu jauh untuk diwujudkan.
Disari dari buku    “La Tahzan Karya Dr.Aidh Al-Qarni”

Jumat, 08 Maret 2013

HASRAT UNTUK BERUBAH


Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal
Aku bermimpi ingin mengubah dunia
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku
Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah

Maka,
 Cita-cita itu pun kupersempit
 lalu kupustuskan untuk hanya mengubah negeriku
Namun tampaknya,   hasrat itu pun tiada  hasil

Ketika usiaku semakin senja,
Dengan semangatku yang yang masih tersisah,
Kuputuskan untuk mengubah keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku

Tetapi malangnya, mereka pun tidak mau berubah
Dan kini, sementara aku berbaring saat ajal-menjelang

Tiba-tiba kusadari

Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku, dan menjadikan diriku sebagai teladan, mungkin aku dapat mengubah keluargaku.
Lalu berkat  inspirasi dan dorongan teman-teman, mungkin  aku pun mampu memperbaiki negeriku,

Negeri yang terpuruk
Negeri yang terkorup
Negeri yang carut-marut


Siapa tahu aku dapat mengubah  negeriku!
Siapa tahu aku dapat mengubah dunia.  Alangka Menakjudkannya  diriku ini !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


Aku berharap, aku tidak hanya berandai-andai!!!!!!!!!!!!!!!!
Cat: Disari dari Puisi Hasrat Untuk Berubah  “The  Willingness to Change”