Selasa, 12 Oktober 2010

METODE DISKUSI

METODE DISKUSI


Oleh : Andi Darmawati, M.Pd.


A. Pengertian Diskusi

Kata diskusi berasal dari bahasa latin “ discutio” atau “discucum” yang artimya sama dengan betukar pikiran. Dalam bahasa Inggeris dipergunakan kata “discussion” yang berarti perundingan atau pembicaraan.

Secara istilah diskusi berarti perundingan untuk bertukar pikiran tentang suatu masalah, yaitu ingin memahami suatu masalah , menemukan sebab, dan mencari jalan keluar atau pemecahannya. Dalam pelaksanaannya, diskusi dapat dilakukan oleh dua, tiga orang, namun dapat juga oleh puluhan, bahkan juga ratusan orang.

Pada hakikatnya diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan masalah-masalah dengan proses berpikir secara bersama, oleh karena itu diskusi merupakan kegiatan kerja sama atau aktivitas yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu dan harus dipatuhi oleh seluruh kelompok.

Dalam diskusi selalu diwarnai tanya jawab antar peserta. Hal ini memberi kesempatam seluas-luasnya lepada peserta untuk menyampaikan pendapat, menambahkan contoh dan keterangan, menolak suatu gagasan, memberi saran dan tanggapan, dan partisipasi aktif lainnya. Di pihak lain peserta juga dapat memperoleh informasi lengkap dan terperinci mengenai masalah yang didiskusikan, dengan demikian kesimpulan sebuah diskusi merupalan hasil pemikiran bersama.


B. Susunan Diskusi

Dalam diskusi biasanya diadakan pengaturan susunan organisasi seperti di bawah ini:

1. Ketua Diskusi
Segala jenis diskusi hendaknya mempunyai seorang ketua (moderator) agar acara diskusi bisa terarah dan terkontrol. Sebaiknya seorang ketua harus didampingi oleh seorang penulis (notulen), supaya hasil diskusi tercatat secara sistematis.
Ketua diskusi atau pemimpin diskusi bukan seorang pemimpin seperti kita lihat sehari-hari, ia bukan komandan, bukan seorang guru/dosen dan bukan seorang penceramah. Ia bertindak sebagai penuntun dan pengatur arah pembicaraan dalam diskusi. Ia harus memberikan arah yang jelas dan selalu mendorong peserta diskusi agar selalu bergerak maju, manakala ada kemacetan dalam diskusi. Demikian pula bila pembicaraan menyimpang dari garis yang telah ditentukan, ketua harus mampu mengembalikan ke arah tujuan.
Oleh karena itu, agar dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, seorang ketua diskusi selain harus menghargai setiap pendapat yang dikemukakan. Ketua diskusi harus sabar, jujur, ramah, dan tidak berat sebelah, sertya harus melakukan hal-hal seperti di bawah ini :
a. Membuat persiapan yang matang.
b. Membuka dan menutup diskusi.
c. Mengumumkan tujuan, judul dan masalah dalam diskusi
d. Menjaga keteraturan diskusi.
e. Memberi kesempatan kepada setiap orang yang ingin mengemukakan pendapat, saran, kritik dalam diskusi.
f. Mengarahkan diskusi agar tetap bersemangat.
g. Membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang penting selama diskusi terus berlangsung.
h. Pada akhir diskusi, hendaknya membacakan hasil atau kesimpulan diskusi.
2. Penyaji/Pemateri

Penyaji / pemateri adalah orang yang akan menyajikan materi atau bahan yang akan dibahas dalam diskusi. Penyaji hendaknya mempersiapkan materi yang akan disajikannya, biasanya penyaji membuat makalah atau naskah sebelum diskusi diadakan untuk dapat dibagikan kepada peserta diskusi.
Setelah menyajikan materinya, penyaji mengadakan tanya jawab dengan peserta diskusi. Penyaji menjawab pertanyaan, saran, kritik peserta diskusi melalui ketua diskusi.


3. Peserta Diskusi

Kehadiran dan partisipasi aktif setiap peserta sangat penting, karena pesertalah yang akan menyumbangkan pikiran dalam suatu diskusi. Pendapat-pendapat akan terjalin satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan kesimpulan yang bulat.
Dalam suatu diskusi kita sering, dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa setiap peserta pasti akan menampakkan penampilan yang berbeda-beda. Keaktifan mereka dalam menyumbangkan gagasan juga berbeda-beda. Demikian pula sifat, sikap, dan minat mereka. Berdasarkan pengamatan dari pihak ketua diskusi, ragam peserta diskusi itu dapat dijelaskan seperti di bawah ini.
a. Tipe yang positif / terpelajar
Kehadirannya sangat membantu suasana diskusi, beri kesempatan mengemukakan pendapat yang lebih banyak lagi.
b. Tipe suka bertengkar
Ia mewakili peserta yang ingin memonopoli sebuah diskusi. Hendaknya pemimpin diskusi tetap tenang, jangan terpancing, gunakan metode konperensi, usahakan dengan cara yang bijaksana agar keinginannya untuk memonopoli diskusi dapat diatasi.

c. Tipe sok tahu
Dari sikap dan kata-katanya akan tercermin sikap angkuhnya. Sebagai pemimpin diskusi harus hati-hati mengendalikan tipe peserta yang demikian. Berilah kesempatan kelompok lain untuk “memukulnya.”
d. Tipe sok bicara
Banyak sekali gagasannya (yang mungkin kurang argumentasinya), interuksilah secara bijaksana dan batasi waktu bicaranya.
e. Tipe pemalu
Beri pertanyaan - pertanyaan yang mudah, dan tingkatkan kepercayaan diri pribadinya. Kalau perlu berilah pujian.
f. Tope tidak suka kerja sama
Peserta ini ingin/suka menang sendiri. Pemimpin diskusi terpaksa menyinggung ambisinya, tetapi tetap hargai dan gunakan pengetahuan dan pengalamannya.
g. Tipe “tebal kulit” dan tak punya perhatian
Tanyakan tentang pekerjaannya, usahakan agar dia bisa memberi contoh-contoh pengalamannya. Berilah tugas pekerjaan yang disenanginya.
h. Tipe tekun dan suka bertanya
Selalu mencoba untuk menjebak pemimpin diskusi. Teruskan pertanyaan dari tipe seperti ini kepada kelompok, Usahakan agar kelompok yang akan menjawab pertanyaannya.


C. METODE DISKUSI
Dalam pelaksanaannya, metode dan teknik diskusi itu tidak selalu sama. Ada diskusi yang dilaksanakan dengan mengikuti “model” tertentu, namun ada pula “model” yang lain, yang memang berbeda sifatnya,. Tiap-tiap model itu disebut metode diskusi. Agar kita memperoleh gambaran yang memadai, maka di bawah ini ditampilkan beberapa macam metode diskusi.
1. Diskusi Meja Bundar
Jika jumlah peserta diskusi tidak terlalu banyak (5 – 15 orang), Diskusi meja bundar ini cepat dilakukan. Seorang ditinjuk sebagai ketua yang tugasnya memimpin jalannya diskusi.
2. Diskusi Berkelompok-kelompok
Bila peserta cukup banyak, atau masalah yang dibicarakan macam-macam, maka diskusi dapat dilaksanakan berkelompok-kelompok. Tiap kelompok kecil mempunyai ketua. Jika diinginkan, ketua kelompok kecil dapat melaporkan hasil diskusi kepada pleno, dan akhirnya terjadilah diskusi besar (diikuti oleh semua peserta). Dalam diskusi ini dipimpin oleh seorang ketua.
3. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah suatu kelompok diskusi yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu masalah. Seorang moderator memimpin jalannya diskusi . Pada bagian lain duduk kelompok besar sebagai pendengar.
4. Seminar
Kata seminar berasal dari kata latin “semin” yang berarti “biji atau benih” . Jadi, seminar berarti “tempat benih-benih kebijaksanaan disemikan.” Pelaksanaannya mirip dengan diskusi panel. Kekhususannya, seminar dipimpin oleh mahaguru atau orang ahli.
5. Konferensi
Konferensi sebagai suatu bentuk diskusi kadang-kadang mengacu pada diskusi pengambilan tindakan, karena berusaha membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan tersebut. Dalam bentuk diskusi ini waktu lebih banyak dipergunakan dalam tahap penentuan kemungkinan cara penyelesaian yang lebih baik, dan sering pemungutan suara diadakan untuk menentukan cara penyelesaian yang paling efektif yang telah dikemukakan selama diskusi berlangsung.
6. Workshop/Lokakarya/Pelatihan
Workshop atau lokakarya adalah pengkajian suatu masalah tertentu melalui suatu pertemuan dengan penyajian prasaran, tanggapan dan diskusi secara teknik mendalam, dan bila perlu juga diikuti dengan demonstrasi/peragaan mengenai salah satu yang dibahas. Pertemuan tersebut oleh para peserta ahli dari masalah yang bersangkutan untuk mendapatkan konsensus/keputusan bersama mengenai masalah tersebut. Masalah yang dibahas dalam lokakarya mempunyai ruang lingkup tertentu dan secara teknis mendalam, dengan demikian masalahnya perlu dikaji agar mendapatkan suatu pemecahan.
7. Rapat Kerja
Rapat kerja adalah suatu pertemuan wakil-wakil eselon dari suatu badan atau instansi untuk membahas suatu masalah, sesuai dengan tugas/fungsi dari badan/instansi yang bersangkutan untuk mendapatkan keputusan mengenai masalah yang sedang dihadapi.
8. Simposium
Pada dasarnya simposium merupakan variasi dari diskusi panel. Dalam simposium, tiap orabg ahli atau lebih diundang untuk menyampaikan pandangan-pandangan mereka yang berbeda-beda mengenai pokok pembicaraan tertentu. Sekarang ketua bertugas mengatur jalannya diskusi. Pendengar kemudian bertanya, dan para ahli menjawab.
9. Kolokium
Beberapa ahli diundang untuk memberi jawaban dari pertanyaan yang diajukan dari pendengar, mengenai topik yang tekah sitentukan. Bedanya dengan simposium, dalam kolokium ini para ahli tidak berpidato/tidak menyampaikan pandangan mereka. Para ahli ini hanya menjawab pertanyaan saja.
10. Debat
Debat adalah berbicara pada lawan untuk membela pendirian/pendapat atau menyerang pendirian/pendapat lawan itu sendiri. Debat ini bisa dilakukan satu lawan satu atau kelompok lawan kelompok. Seorang ketua dipimpin untuk memimpin jalannya debat.
11. Fishbowl
Jenis diskusi ini agak unik, Panitia menyediakan kursi-kursi yang diatur dalam formasi setengah lingkaran (seperti mangkok).
Di tengah duduk seorang ketua, sebelah kiri duduk duduk seorang ahli atau lebih, di kanan ketua masih tersedia tiga kursi lowong.
Setelah memberi pengantar, terutama mengenai topik dalam diskusi itu, ketua mempersilahkan pendengar untuk menduduki kursi kosong seperti (ikan masuk mangkok), dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Para ahli sebagai sumber jawaban. Kemudian ketua mempersilahkan pendengar yang lain untuk berpartisipasi ke depan. Demikian seterusnya hingga waktu yang dijadwalkan habis.


***