Minggu, 21 April 2013

Jangan Latah dalam Hidup!


Jangan mudah mengenakan dan meniru-meniru cirri kepribadian umat lain. Karena, itu akan menjadi petaka yang tak mudah reda bagimu. Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, ucapannya, kemampuannya, dan kondisinya sendiri, kebanyakan akan meniru-niru budaya bangsa lain.  Dan itulah yang disebut dengan latah, mengada-ada, berpura-pura, dan      membunuh paksa bentuk dan wujud dirinya sendiri.
Sejak zaman Nabi Adam hingga makhluk terakhir ciptaan Allah, tak pernah ada dua orang yang sama persis rupanya. Maka, mengapa masih ada orang-orang yang memaksa diri untuk menyamakan perilaku dan kepribadiannya dengan bangsa lain?
Anda merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Tak ada seorang  pun yang menyerupai Anda dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum pernah ada seorang  pun yang diciptakan sama dengan Anda, dan tidak akan pernah ada orang yang akan serupa dengan Anda di kemudian hari.
Anda samas ekali berbeda dari Zaiddan Amr. Karenanya, jangan memaksakan diri untuk berbuat latah dan meniru-niru kepribadian orang lain! Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter Anda sendiri. {Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).}  (QS. Al-Baqarah: 60) {Dan,  bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalamberbuat) kebaikan.} (QS. Al-Baqarah: 148)
Hiduplah sebagaimana Anda diciptakan; jangan mengubah suara, mengganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan Anda! Tuntunlah diri Anda dengan wahyuIlahi, tetapi juga jangan melupakan kondisi Anda dan membunuh kemerdekaan Anda sendiri.
Anda memiliki corak dan warna tersendiri. Kami menginginkan agar Anda tetap seperti itu; dengan corak dan warna Anda sendiri. Sebab Anda memang diciptakan demikian adanya. Kami mengenal Anda seperti itu, maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain.
Umat  manusia — dengan pelbagai macam tabiat danwataknya — seperti alam tumbuhan: ada yang  manis dan asam, dan ada yang panjang dan pendek.  Seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika Anda seperti pisang,  Anda tak perlu mengubah diri menjadi jambu, sebab harga dan keindahan Anda akan tampak jika Anda menjadi pisang.
Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa, dan kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran  Sang Maha Pencipta. Karenaitu, jangan  sekali-kali mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya.


Disaridaribuku    “La TahzanKarya Dr.Aidh Al-Qarni”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar